2 komentar

PENDIDIKAN SENI TARI | Unsur-Unsur Seni Tari | Gerak Dalam Seni Tari | Jenis-Jenis Seni Tari

PENDIDIKAN SENI TARI

Pendidikan Seni Tari | Unsur-Unsur Seni Tari | Gerakan Dalam Seni Tari | Jenis-Jenis Seni Tari-Sanggar Tari Kembang Sore telah menjadi Sanggar yang besar dengan mempunyai banyak cabang di berbagai kota. Sanggar tari ini berpusat di kota gudeg Yogyakarta, dengan berbagai tarian khas nya mulai dari tari tradisional hingga tari kontemporer. Sanggar Tari Kembang Sore selalu menerima warga baru (sebutan untuk murid baru) setiap tahun tahun. Dengan berbagai jenjang, mulai dasar sampai mahir. dalam artikel kali ini st-kembangsore akan mengulas lebih lanjut mengenai apa itu Pendidikan Seni Tari.
 Seni Tari adalah ungkapan perasaan jiwa seseorang yang disajikan dengan bentuk dan gerak tubuh sesorang.Unsur utama tari adalah gerak, Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota tubuh manusia. Unsur-unsur anggota tubuh tersebut di dalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri ataupun bersambungan.
Menurut aktifitasnya gerak dapat di bagi menjadi dua macam,yaitu :
  • Gerak setempat adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat
  • Gerak berpindah tempat adalah gerak yang dilakukan dengan berpindah tempat dapat dilakukan dengan gerak bergeser, melangkah, meluncur dan melompat.
Menurut bentuknya,gerak dapat dibagi menjadi tiga macam,yaitu :
  • Gerak Realistik / Gerak Wantah adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang sesuai dengan apa yang dilihatnya.
  • Gerak Stilir adalah gerak yang sudah digubah,gerak tidak wantah dengan cara diperhalus.
  • Gerak Simbolik adalah gerak yang hanya sebagai simbol,gerak tidak wantah yang sudah di stilir.

0 komentar

Pengertian Seni Tari | Seni Tari Menurut Beberapa Tokoh | Tari adalah

Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.

Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut.

Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk  gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.

Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus berupa pergelaran tari,dan acara  tontonan dalam kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat.

0 komentar

Malioboro Surga Cindera Mata | Malioboro Jantung Kota Jogja


MALIOBORO Pusat "Jajan" di Jogjakarta

Malioboro Surga Cindera Mata | Malioboro Jantung Kota Jogja-Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal. Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.
Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.

1 komentar

Profil Singkat Candi Borobudur | Tempat Wisata Candi Borobudur | Candi Borobudur Situs Warisan Dunia



Borobudur


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Profil Singkat Candi Borobudur | Tempat Wisata Candi Borobudur | Candi Borobudur Situs Warisan Dunia-Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agamaBuddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yeng diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.[1]Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

0 komentar

Sejarah Tamansari Yogyakarta | Tempat Wisata Taman Sari Keraton Yogyakarta

TAMANSARI

Alamat: Jl. Taman, Kraton, Yogyakarta 55133, Indonesia
Koordinat GPS: S7°48'36.4" E110°21'34.2" (lihat peta)

Sejarah Tamansari Yogyakarta | Tempat Wisata Taman Sari Keraton Yogyakarta-Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta, yang dapat dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor sebagai kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.
Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko, besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.

4 komentar

Ketoprak Siswo Budoyo | Ketoprak Gaya Baru Pimpinan Ki Siswondo


Ketoprak dengan 'Style' menjadi pelopor Ketoprak Termegah Pertama Kali





UNTUK bersaing dengan bioskop, kita harus meniru bioskop. Itulah barangkali kiat terpenting kejayaan Siswo Budoyo di masa lalu. Pada 1970-an dan 1980-an, bioskop menjadi primadona hiburan masyarakat. Dan ketoprak, seperti wayang orang, tak hanya dipandang "udik", tapi juga hambar dan formal. Ketoprak hanya bisa bertahan jika menerapkan teknik-teknik filmografi. Teknik seperti itulah yang diperkenalkan Ki Siswondo dalam kesenian tradisional ketoprak. Untuk hal yang paling sederhana, misalnya, dialah yang memperkenalkan title dalam pertunjukan ketoprak, menayangkan judul dan nama-nama pemain di layar memakai slide projector. Tak hanya itu. Untuk menyihir penonton, Siswo Budoyo juga menerapkan dekorasi, lampu, sound system, dan penciptaan efek khusus melalui video yang dikemas menjadi teknologi canggih. Efek suara, yang menggunakan rekaman suara alam dan satwa, serta pencahayaan telah dibuat sedemikian rupa untuk menghadirkan suasana dramatis seperti yang dikehendaki: horor, sedih, atau gembira. Gebrakan Siswo Budoyo dengan kreasi begini dilakukan ketika kelompok ketoprak lainnya masih berkutat dengan teknik panggung kuno serta cerita klasik menjemukan. Tidak berlebihan bila pada awal 1980-an Siswo Budoyo memproklamasikan diri sebagai "Ketoprak Gaya Baru". Ki Siswondo juga menghadirkan akrobat dalam panggung. Meminta anak-anak buahnya mempelajari serius pencak silat, dia misalnya bisa menghadirkan teknik perkelahian yang hidup dan tampak sungguhan, bukan adegan tipuan seperti dalam wayang orang kebanyakan.

0 komentar

Seni Budaya Indonesia | Tari Pendet | Seni Tari Pendet Dari Bali


Tari Pendet

Penari pendet memegang bokor tempat bunga yang akan ditaburkan.
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi (? - 1967).
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.
Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

0 komentar

Reog Kendang Seni Budaya Khas Tulungagung


Reog Tulungagung

Reog Tulungagung
REOG TULUNGAGUNG

Reog Tulungagung merupakan gubahan tari rakyat, menggambarkan arak-arakan prajurit Kedhirilaya tatkala mengiringi pengantin “Ratu Kilisuci“ ke Gunung Kelud, untuk menyaksikan dari dekat hasil pekerjaan Jathasura, sudahkah memenuhi persyaratan pasang-girinya atau belum. Dalam gubahan Tari Reog ini barisan prajurit yang berarak diwakili oleh enam orang penari.
Yang ingin dikisahkan dalam tarian tersebut ialah, betapa sulit perjalanan yang harus mereka tempuh, betapa berat beban perbekalan yang mereka bawa, sampai terbungkuk-bungkuk, terseok-seok, menuruni lembah-lembah yang curam, menaiki gunung-gunung, bagaimana mereka mengelilingi kawah seraya melihat melongok-longok ke dalam, kepanikan mereka, ketika “Sang Puteri“ terjatuh masuk kawah, disusul kemudian dengan pelemparan batu dan tanah yang mengurug kawah tersebut, sehingga Jathasura yang terjun menolong “Sang Puteri“ tewas terkubur dalam kawah, akhirnya kegembiraan oleh kemenangan yang mereka capai.
Semua adegan itu mereka lakukan melalui simbol-simbol gerak tari yang ekspresif mempesona, yang banyak menggunakan langkah-langkah kaki yang serempak dalam berbagai variasi, gerakan-gerakan lambung badan, pundak, leher dan kepala, disertai mimik yang serius, sedang kedua tangannya sibuk mengerjakan dhogdhog atau tamtam yang mereka gendong dengan mengikatnya dengan sampur yang menyilang melalui pundak kanan. Tangan kiri menahan dhogdhog, tangan kanannya memukul-mukul dhogdhog tersebut membuat irama yang dikehendaki, meningkahi gerak tari dalam tempo kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat. Demikian kaya simbol-simbol yang mereka ungkapkan lewat tari mereka yang penuh dengan ragam variasi, dalam iringan gamelan yang monoton magis, dengan lengkingan selompretnya yang membawakan melodi terus-menerus tanpa putus, benar-benar memukau penonton, seakan-akan berada di bawah hipnose.

0 komentar

Ketrung Tidak Hanya Tontonan tapi juga Tuntunan


Kentrung

Kentrung
KENTRUNG

Banyak di antara kita yang tidak lagi mengenal Kentrung, salah satu kesenian yang dimainkan oleh sebuah grup dengan seperangkat alat musik yang terdiri dari kendang, ketipung dan jidor. Kentrung adalah salah satu kesenian bertutur, seperti layaknya wayang kulit. Hanya saja Kentrung tidak disertai adegan wayang. Sepanjang pementasanya Kentrung hanya diisi oleh seorang dalang yang merangkap sebagai penabuh gendang dan ditemani olehpenyenggak yang menabuh rebana (jidor). Dulu Kentrung banyak dipentaskan pada berbagai hajatan masyarakat seperti syukuran kelahiran anak, khitanan, pitonan, maupun mudun lemah.
Kentrung sarat akan nilai-nilai dakwah. Materi lakon-nya pada umumnya menceritakan tentang ketauladanan zaman Khalifah Empat, Wali Songo dan zaman Mataram Islam. Ada juga yang terkait dengan sejarah di Pulau Jawa yang banyak dipengaruhi oleh Hindu dan Budha. Di antara lakon-lakonnya yang populer adalah Nabi yusuf, Syeh Subakir, Amad Muhammad, Kiai Dullah, Amir Magang, Sabar-Subur, Marmaya Ngentrung, Sunan Kalijaga, Ajisaka danBabad Tanah Jawa. Selain itu kerap juga membabarkan mengenai nilai-nilai tasawuf dengan mengupas berbagai topik seperti Purwaning Dumadi, Keutaman, Kasampurnan Urip, dan Sangkan Paraning Dumadi. Kentrung juga sarat dengan pesan-pesan moral yang tercermin pada tembang-tembang Kentrung, diantaranya Kembang-KembanganKembang Terong Abang Biru Moblong-Moblong, dan Sak Iki Wis Bebas Ngomong, Ojo Clemang-Clemong (bunga terong berwarna merah biru mencorong, sekarang ini sudah bebas berbicara, tetapi jangan celometan).

0 komentar

Tayub (Lelangen Beksa) Tulungsgung


Tayub (Lelangen Beksa)

Tayub (Lelangen Beksa)
TAYUB (LELANGEN BEKSA)

Anggapan Tayub sebagai tarian mesum merupakan penilaian yang keliru. Sebab, tidak seluruh Tayub identik dengan hal-hal yang negatif. Dalam Tayub, ada kandungan nilai-nilai positif yang adiluhung. Selain itu, Tayub juga menjadi simbol yang kaya makna tentang pemahaman kehidupan dan punya bobot filosofis tentang jati diri manusia.
Kesan Tayub sebagai tarian mesum muncul pada abad 19. Pada 1817, GG Rafles dari Inggris, dalam bukunya berjudul ''History of Java'', menulis Tayub sebagai tarian ronggeng mirip pelacuran terselubung. Kesan sama juga dituliskan oleh peneliti asal Belanda, G Geertz dalam bukunya ''The Religion of Java''.
Tapi, menurut koreografer Tayub Wonogiren, S Poedjosiswoyo BA, orang Jawa akan protes bila kesan Rafles dan Gertz itu diterima secara utuh. Sebab, kata dia, kesan mesum yang diberikan pada Tayub hakikatnya terbatas pada pandangan sepintas yang baru melihat kulitnya saja, tanpa mau mengenali isi maupun kandungan nilai filosofisnya.
Dalam buku ''Bauwarna Adat Tata Cara Jawa'' karangan Drs R Harmanto Bratasiswara disebutkan, Tayuban adalah tari yang dilakukan oleh wanita dan pria berpasang-pasangan. Keberadaan Tayub berpangkal pada cerita kadewatan (para dewa-dewi), yaitu ketika dewa-dewi mataya (menari berjajar-jajar) dengan gerak yang guyub (serasi).
Menurut Poedjosiswoyo, berdasarkan sejarahnya, Tayub lahir sebagai tarian rakyat pada abad Ke XI. Waktu itu, Raja Kediri berkenan mengangkatnya ke dalam puri keraton dan membakukannya sebagai tari penyambutan tamu keraton. Betapa Tayub memiliki kandungan nilai adiluhung, kiranya dapat disimak dari tulisan dalam buku ''Gending dan Tembang'' yang diterbitkan Yayasan Paku Buwono X.
Dalam buku itu disebutkan, Tayub telah dipakai untuk penobatan Prabu Suryowiseso sebagai Raja Jenggala, Jawa Timur, pada abad XII. Keraton Jenggala kemudian kemudian membakukan Tayub sebagai tari adat kerajaan, yang mewajibkan permaisuri raja menari ngigel (goyang) di pringgitan untuk menjemput kedatangan raja.

0 komentar

Jamasan Tombak Kyai Upas | Tombak Kyai Upas | Pusaka Kabupaten Tulungagung


Jamasan Tombak Kyai Upas | Tombak Kyai Upas | Pusaka Kabupaten Tulungagung-Tombak Kyai Upas adalah pusaka Kabupaten Tulungagung. Sebagaimana ditulis dalam buku Sejarah Babad Tulungagung, menurut latar belakang budayanya atau cerita rakyat dari versi keluarga Raden Mas Pringgo Kusumo Bupati Tulungagung yang ke X. Konon, pada akhir pemerintahan Mojopahit banyak keluarga Raja yang membuang gelarnya sebagai bangsawan, dan melarikan diri ke Bali, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Salah seorang kerabat Raja bernama Wonoboyo melarikan diri ke Jawa Tengah dan babat hutan disekitar wilayah Mataram dekat Rawa Pening-Ambarawa. Setelah membabat hutan Wonoboyo bergelar Ki Wonoboya. Selanjutnya hutan yang dibabad itu dikemudian hari menjadi suatu pedukuhan yang sangat ramai. Dan sesuai dengan nama putranya, oleh Ki Wonoboyo dukuh itu dinamakan Dukuh Mangir.
Pada suatu hari, Ki Wonoboyo mengadakan selamatan bersih desa. Banyak para muda-mudi yang datang membantu. Namun ada salah satu diantara pemudi yang lupa tidak membawa pisau, dan terpaksa meminjam kepada Ki Wonoboyo. Ki Wonoboyo tidak keberatan, gadis itu dipinjami sebuah pisau namun ada pantangannya, yakni jangan sekali-kali pisau itu ditaruh dipangkuannya. Tetapi gadis itu lupa. Pada saat ia sedang beristirahat, pisau itu ditaruh dipangkuannya. Namun tiba-tiba pisau itu lenyap. Dengan hilangnya pisau tersebut sang gadis itu hamil. Ia menangis, dan menceritakan persoalannya kepada Ki Wonoboyo. Alangkah prihatinnya Ki Wonoboyo. Yang selanjutnya beliau bertapa dipuncak Gunung Merapi.

4 komentar

Sekilas Profil Sanggar Tari Kembang Sore

Sanggar Tari Kembang Sore Indonesia Pusat Yogyakarta

Informasi Umum Nama:Sanggar Tari Kembang Sore Indonesia Pusat YogyakartaKategori:Organisasi - Seni PertunjukanKeterangan:Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tari Kreasi Baru Kembang Sore.
Tujuan: Tari sebagai media Pendidikan Etik, Estetik, Kreatifitas, Filosofis serta aset Budaya Bangsa. Didirikan oleh Drs.Untung Muljono, M.Hum bersama ketiga rekannya pada tanggal 14 Februari 1984


Karya Kembang Sore:
1. 163 tari kreasi Untung Muljono dan Reki Lestari
2. 27 album Kembang Sore
3. 4 keping VCD Kembang Sore dengan 27 tari
4. 16 gendhing dalam 2 album

Album Tari Terbaru berjudul "TARI SURAMADU" produksi Kusuma Recording.
pimpinan : Drs.Untung Muljono, M.Hum
penata tari : Drs.Untung Muljono, M.Hum
swarawati : Yuliati, Reki, Indhi, Tika
isi album :
1. Tari SURAMADU ( Untung M - Siwi )
2. Tari DELIMA ( Untung M - Dila )
3. Tari TALEDHOK ( Untung M - Yuliati )
4. Tari KENJERAN ( Untung M - Siwi )
5. Tari HOLIYALIYO ( Untung M - Siwi )
6. Tari LALITA ( Untung M - Yuliati )
7. Tari KUTHUK ( Untung M - Uli )
8. Tari TOMBLOK ( Untung M - Didik )

0 komentar

ST_Kembang Sore | Pengertian Seni Tari

Pengertian Seni Tari


ST_Kembang Sore | Pengertian Seni Tari-Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.

Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut.

Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk  gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.

Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus

berupa pergelaran tari,dan acara  tontonan dalam kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat.

0 komentar

St-Kembang Sore dan Tari | Penciptaan Tari Di Sanggar Tari Kembang Sore | Motivasi Dan Proses Penciptaan Tari

MOTIVASI DAN PROSES PENCIPTAAN TARI ANAK DI SANGGAR TARI KEMBANG SORE

St-Kembang Sore dan Tari | Penciptaan Tari Di Sanggar Tari Kembang Sore | Motivasi Dan Proses Penciptaan Tari-Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk sajian, mengkaji motivasi pencipta tari anak di balik karya ciptaannya yang bertemakan binatang, dan mengungkapkan proses penciptaan tari produksi Sanggar Tari kembang Sore (STKS). Penelitian ini dilaksanakan di Yogyakarta dengan mengambil tempat di sekretariat STKS, pada Mei 2007 sampai dengan Oktober 2007. Subjek penelitian ini adalah sumber-sumber primer yang terdiri atas pencipta tari produksi STKS, pelatih tari STKS, anggota, penata busana tari produksi STKS. Data penelitian diperoleh oleh peneliti sendiri sebagai instrumen utama dengan teknik: observasi, studi dokumentasi, dan wawancara mendalam. Pendekatan penelitian yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karya tari produksi STKS yang bertemakan binatang bermula dari gagasan yang berkembang dari imajinasi si pencipta tari untuk memberikan pembelajaran tentang dunia binatang kepada anak-anak usia dini, SD, dan SMP. Di sisi lain untuk memenuhi permintaan para guru tari yang mengikuti pelatihan tari anak untuk memberikan bahan ajar seni tari yang sesuai dengan usia anak TK, SD, dan SMP.

0 komentar

PANCASATYA


PANCASATYA WARGA
SANGGAR TARI KEMBANG SORE


Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Berjiwa Pancasila serta menjunjung tinggi budaya bangsa

Supel dalam  mengimbangi perkembangan kebudayaan serta menjunjung tinggi etika seni

Sopan dalam bertindak

Setia kawan dalam usaha pendalaman seni

0 komentar

Tembi Rumah Budaya Sambut kedatangan ST_Kembangsore

Koleksi Karya Kembang sore mengisi Bale Dokumentasi Tembi Rumah Budaya


Sebagai kelanjutan kerjasama dan hubungan yang baik antara Sanggar Tari Kembang Sore dengan Tembi Rumah Budaya, pada hari Sabtu 3 April 2010 lalu diserahkan koleksi karya Sanggar Tari Kembang Sore berupa 26 kaset audio dan 12 VCD Tari Kreasi Baru untuk mengisi Bale dokumentasi yang ada di Tembi Rumah Budaya. Serah terima koleksi ini dilaksanakan secara sederhana di lobby ruang marketing. Penyerahan ini dilakukan oleh Penanggungjawab Sanggar Tari Kembang Sore Indonesia, Bpk. Drs. Untung Muljono, M.Hum dan diterima langsung oleh Bpk. Sugihandono Kurniawan selaku Manager Marketing Tembi Rumah Budaya.

Koleksi karya Sanggar Tari Kembang Sore sampai saat ini berjumlah 157 Tari kreasi dalam 26 album, 12 VCD Tari kreasi dengan 27 tari dan 16 Gendhing dalam 2 album, yang kesemuanya merupakan kreasi Untung Muljono dan Reki Lestari.

Sesuai Visi Tembi Rumah Budaya yang mendukung produk seni budaya berkualitas sebagai manifestasi dari usaha penciptaan, maka karya-karya dari Kembang Sore sangat layak dan diterima dengan senang hati dan diharapkan akan terbangun jaringan komunikasi budaya dengan masyarakat dunia.

5 komentar

Profil Drs. Untung Mulyono, M. Hum | Tentang Untung Muljono | STKS & Drs Untung Muljono, M. Hum

Siapakah Untung Muljono

Profil Drs. Untung Mulyono, M. Hum | Tentang Untung Muljono | STKS & Drs Untung Muljono, M. Hum -Drs. Untung Muljono, M.Hum. adalah putra dari pasangan Karsowiryo dan Mustini yang lahir pada tanggal 19 Februari 1957 di desa Batangsaren, Kecamatan Kauman Kalangbret, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Ia putra ke-5 dari 8 bersaudara keluarga Wiryo. Ketika jaman Belanda, orang tuanya cukup dikenal sebagai seorang seniman ketoprak di wilayah Tulungagung. Namun karena perjuangannya di bidang ekonomi cukup berat, mengakibatkan ciita-cita itu kandas. Untung Muljono yang dimasa kecilnya selalu dihimpit dengan suasana keprihatinan, ternyata mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi. Awalnya ia belajar seni secara otodidak dari warisan keluarga seni. Kemudian ketika di bangku SMP ia belajar menari dengan seorang guru tari dari Yogyakarta yaitu Bapak Madyo bersama teman-temannya. Setelah sang guru akhirnya harus kembali ke Yogyakarta, ternyata Untung mulai tumbuh kedewasaan seninya, mulai menggantikan sang guru melatih teman-temannya.

0 komentar

Sejarah Sanggar Tari Kembang Sore


Sanggar Tari Kembang Sore pada awalnya hanyalah merupakan sekelompok anak-anak SMP Kalangbret Tulungagung dibawah bimbingan seorang wanita yang dianggap sesepuh dan orang tua angkat anak-anak tersebut. Tokoh wanita itu adalah Ibu Suhartiyah. Sejak didirikan kelompok itu beliau bergerak dalam seni tari dan karawitan. Dibawah pimpinan Untung Muljono, mereka mulai mencoba menggarap sebuah sendratari dengan judul Kembang Sore, yang dipentaskan disebuah forum perpisahan. Pementasan yang didukung oleh 50 orang penari itu membuahkan hasil yang memuaskan, bahkan dapat dikatakan sukses. Bagi Untung Muljono sendiri pementasan itu merupakan awal kegemilangan seorang penari dan sekaligus penata tari muda.
Setelah mereka lulus SMP, kegiatan seni tari yang Untung pimpin semakin berkembang. Bahkan banyak dari mereka adalah anak-anak TK dan SD yang ikut bergabung dalam kegiatan seni tari tersebut. Adapun seni tari yang diajarkan adalah hasil kreasi dari Untung Muljono dan adiknya Wardoko.

0 komentar

ST-Kembang Sore I Untung Mulyono dan STKS


Untung Mulyono, dosen ISI Yogyakarta, pimpinan Sanggar Tari “Kembang Sore” tergolong sanggar tari yang paling eksis. Sanggar ini mendidik anak-anak sekolah mulai dari usia dini hingga remaja. Pementasan juga sering dilakukan. Sanggar ini sebetulnya berpusat di Yogyakarta, sesuai dengan domisili Untung selaku dosen ISI, namun yang di Yogyakarta hanya melakukan produksi pementasan, tidak mendidik anak-anak. Nama “Kembang Sore” memang menjadi ikon kota Tulungagung, karena bersumber dari legenda Rara Kembangsore, yang merupakan cikal bakal pertumbuhan kota Tulungagung.

0 komentar

st-kembangsore I Sejarah STKS


Sejarah Sanggar Tari Kembang Sore


Sanggar Tari Kembang Sore pada awalnya hanyalah merupakan sekelompok anak-anak SMP Kalangbret Tulungagung dibawah bimbingan seorang wanita yang dianggap sesepuh dan orang tua angkat anak-anak tersebut. Tokoh wanita itu adalah Ibu Suhartiyah. Sejak didirikan kelompok itu beliau bergerak dalam seni tari dan karawitan.
Dibawah pimpinan Untung Muljono, mereka mulai mencoba menggarap sebuah sendratari dengan judul Kembang Sore, yang dipentaskan disebuah forum perpisahan. Pementasan yang didukung oleh 50 orang penari itu membuahkan hasil yang memuaskan, bahkan dapat dikatakan sukses. Bagi Untung Muljono sendiri pementasan itu merupakan awal kegemilangan seorang penari dan sekaligus penata tari muda.
Setelah mereka lulus SMP, kegiatan seni tari yang Untung pimpin semakin berkembang. Bahkan banyak dari mereka adalah anak-anak TK dan SD yang ikut bergabung dalam kegiatan seni tari tersebut. Adapun seni tari yang diajarkan adalah hasil kreasi dari Untung Muljono dan adiknya Wardoko.

0 komentar

st-kembangsore I Arti Nama Kembang Sore I logo kembang sore

Arti Nama Kembang Sore



Jika dilihat nama kembang sore hanyalah sebutan biasa yang tidak memiliki keistimewaan tertentu. Tapi sebenarnya nama ini berasal dari salah satu legenda rakyat dari daerah Tulungagung. Kembang Sore adalah tokoh legendaris yang berbau animisme yaitu cerita seorang wanita dari Tulungagung yang tidak pernah menikah.
Tokoh Kembang Sore diangkat karena tokoh tersebut dapat mengilhami karya-karya beliau. Ternyata tokoh Kembang Sore dapat membiayai Untung sampai lulus dari perguruan tinggi dan nama Kembang Sore juga tidak lepas dari seorang figur ibu angkat Untung (Suhartiyah). Jadi nama Kembang Sore tidak lepas dari Untung Muljono.
Untuk lebih jelasnya legenda ini bisa diceritakan kisahnya sebagai berikut:
Pada zaman dahulu terdapatlah sebuah padepokan tempat berguru bernama BUNO ROWO. Padepokan ini letaknya di daerah Jawa Timur yang merupakan bawahan Majapahit.
Padepokan ini mempunyai nama BUNO ROWO karena daerah itu banyak terdapat rawa-rawa. Sang guru yang memimpin padepokan ini memiliki banyak murid. Dari sekian banyak murid itu yang terkenal adalah Kalang, Lembu Peteng, Bedalem, dan Kasan Basari. Diantara murid-murid itu yang termuda adalah Lembu Peteng. Lembu Peteng adalah putra raja Majapahit. Tidaklah mustahil apabila Lembu Peteng merupakan murid yang paling cakap diantara sekian banyak murid. Tiap kali Sang Guru memberikan pelajaran olah kanuragan Lembu Peteng yang lebih dahulu bisa menguasainya.

1 komentar

info Sanggar Tari Kembang Sore

Sanggar Tari Kembamg Sore telah menjadi Sanggar yang besar dengan mempunyai banyak cabang di berbagai kota. Sanggar tari ini berpusat di kota gudeg Yogyakarta, dengan berbagai tarian khas nya mulai dari tari tradisional hingga tari kontemporer. Sanggar Tari Kembang Sore selalu menerima warga baru (sebutan untuk murid baru) setiap tahun tahun. Dengan berbagai jenjang, mulai dasar sampai mahir.

0 komentar

st-Kembangsore show I Tari anak anak sanggar kembang sore

Tari anak anak sanggar kembang sore


Pada hari Jumat, 26 Februari 2010, jam 09.00-11.30 Sanggar Tari Kembang Sore (STKS) akan mengadakan pementasan tari di Tembi Rumah Budaya. Acara ini diikuti sekitar 64 warga STKS, baik anak, remaja maupun dewasa, dari Cabang Bantul dan Ranting Kalasan, serta 15 anggota Kelompok Pengrawit (Gamelan Lover) STKS Ranting Kalasan.

Tarian yang dipentaskan adalah tari-tari kreasi baru ciptaan Drs. Untung Muljono, M.Hum. Untung adalah dosen tari di ISI Yogyakarta, menamatkan jenjang akademisnya di ASTI Yogyakarta (sarjana muda), ISI Yogyakarta (S1), dan UGM (S2). Ia telah menciptakan sedikitnya 157 tari kreasi baru. Sebagian telah dirilis dalam bentuk VCD.

STKS, yang didirikan pada tahun 1984 di Yogyakarta, tergolong sanggar tari yang cukup menonjol. Selain di Yogya, sanggar ini memiliki banyak cabang di Jawa Timur.

Pementasan ini rencananya akan dihadiri Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bantul dan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.

0 komentar

foto4



0 komentar

wimbo



0 komentar

babe




0 komentar

foto




0 komentar

foto2



Add caption


1 komentar

foto3