0 komentar

Seni Tari Dayak

1. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.

Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.


2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.

Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.

 3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin.

Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.

4. Tari Kancet Lasan
Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.

5.Tari Leleng
Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang akan dikawinkan secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda yang tak dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian gadis suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi nyanyian lagu Leleng.


6. Tari Hudoq
Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak.

1 komentar

Agenda Seni Budaya Jawa Timur

AGENDA TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR 2012


"Agenda Pergelaran UPT Taman Budaya Jawa Timur 2012".

Januari 2012

Sabtu, 28 Januari 2012
Pergelaran Wayang Kulit
Ki Putut Puji Agus Seno (Magetan)
Lakon Banjaran Gatutkaca
Pendopo Taman Budaya Jawa Timur

Februari 2012

Sabtu, 4 Februari 2012
Pergelaran Teater Tradisi
Janger Sastra Dewa (Banyuwangi)
Lakon Banterang Surati
Pendopo Taman Budaya Jawa Timur

Sabtu, 11 Februari 2012
Pergelaran Wayang Kulit
Ki Kunto Wibisono (Pasuruan)
Lakon Angsahe Indrajit
Pendopo Taman Budaya Jawa Timur

17, 18, 19 Februari 2012
Gelar Seni Budaya Daerah
Gumelar Budaya Bumi Anjuk Ladang Kabupaten Nganjuk
Taman Budaya Jawa Timur

Sabtu, 25 Februari 2012
Pergelaran Seni Budaya
Wayang Orang Surya Ndhadari (Blitar)
Lakon Kikis Tunggorono
Pendopo Taman Krida Budaya Malang
Jl. Sukarno Hatta No. 7 Malang

Maret 2012

Sabtu, 10 Maret 2012
Pergelaran Wayang Kulit
Ki Lasno Pujo Karsono (Ngawi)
Lakon Sang Dewa Brata
Pendopo Taman Budaya Jawa Timur

16, 17, 18 Maret 2012
Gelar Seni Budaya Daerah
Kharisma Bumi Wali Kabupaten Gresik
Taman Budaya Jawa Timur

Sabtu, 31 Maret 2012
Pergelaran Seni Budaya
Ludruk Lerok Anyar (Blitar)
Lakon Sawunggaling
Pendopo Taman Krida Budaya Malang
Jl. Sukarno Hatta No. 7 Malang

April 2012

Sabtu, 7 April 2012
Pergelaran Wayang Kulit
Ki Rudianto (Kota Blitar)
Lakon Parikesit Dadi Ratu
Pendopo Taman Budaya Jawa Timur

13, 14, 15 April 2012
Gelar Seni Budaya Daerah
Orek-orek Ngawi Ramah Kabupaten Ngawi
Taman Budaya Jawa Timur

Sabtu, 21 April 2012
Pergelaran Periodik Teater Tradisi
Ludruk RRI Kota Surabaya
Lakon Seblak Sumilak
Pendopo Taman Budaya Jawa Timur

Sabtu, 28 April 2012
Pergelaran Seni Budaya
Ludruk Mustika Jaya (Jombang)
Lakon Nguri-nguri Nemu Wadi
Pendopo Taman Krida Budaya Malang
Jl. Sukarno Hatta No. 7 Malang

Mei 2012

Sabtu, 5 Mei 2012
Pergelaran Wayang Kulit
Ki Mus Mujiono (Ponorogo)
Lakon Basukarno
Pendopo Taman Budaya Jawa Timur

11, 12, 13 Mei 2012
Gelar Seni Budaya Daerah
Semarak Bumi Blambangan Kabupaten Banyuwangi
Taman Budaya Jawa Timur

Sabtu, 26 Mei 2012
Pergelaran Seni Budaya
Ludruk Putra Wijaya (Jombang)
Lakon Paku Wojo Tanding
Pendopo Taman Krida Budaya Malang
Jl. Sukarno Hatta No. 7 Malang

0 komentar

Agenda Seni Budaya Anjungan Jawa Timur

Info Kegiatan Seni 2012

JADWAL GELAR SENI BUDAYA DAERAH TAHUN 2012
ANJUNGAN JAWA TIMUR TMII – JAKARTA

TANGGALKEGIATANDUTA SENI DAERAHKETERANGAN
18 Maret 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. PAMEKASAN
25 Maret 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. BLITAR
15 April 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. TULUNGAGUNG
22 April 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. KEDIRI
29 April 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. SIDOARJO
06 Mei 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. TUBAN
13 Mei 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKOTA BATU
20 Mei 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKOTA MOJOKERTO
27 Mei 2012PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. SAMPANG
03 Juni 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKOTA MALANG
10 Juni 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. MAGETAN
17 Juni 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. BANGKALAN
01 Juli 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. NGANJUK
08 Juli 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. SITUBONDO
15 Juli 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. SUMENEP
02 September 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. JOMBANG
09 September 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. LAMONGAN
16 September 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. BANYUWANGI
23 September 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. TRENGGALEK
30 September 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. PACITAN
07 Oktober 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. PASURUAN
14 Oktober 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. NGAWI
21 Oktober 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. MADIUN
04 Nopember 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. BONDOWOSO
11 Nopember 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKOTA. PASURUAN
18 Nopember 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKOTA BLITAR
02 Desember 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. BOJONEGORO
09 Desember 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKOTA KEDIRI
31 Desember 2012
PAGELARAN KESENIAN DAERAHKAB. MOJOKERTO
-


 
TANGGALKEGIATAN TAHUNANDUTA SENI DAERAH
23 Juni 2012
PESONA BUDAYA JAWA TIMURKAB. PONOROGO
TANGGALKEGIATAN DUTA SENI
04 - 05 Juni 2012
PELATIHAN TARI JAWA TIMURANGURU / PELATIH TARI DI JABODETABEK

0 komentar

Latar Belakang Karawitan Banyuwangi dan Karawitan Sunda

Latar Belakang Karawitan Banyuwangi dan Karawitan Sunda-Karawitan Banyuwangi dan karawitan Sunda mempunyai latar belakang kehidupan budaya agraris yang kuat. Letaknya yang berdekatan dengan Bali dan hanya dipisahkan dengan selat kecil, sehingga pengaruh kesenian Bali tidak dapat dielakan. Bahkan menurut sejarahnya Banyuwangi pernah menjadi bagian dari kerajaan di Bali.
Bambu merupakan bahan baku pembuatan alat musik tradisional di daerah Banyuwangi dengan orkestrasi antara lain seruling dan angklung. Selanjutnya dari alat musik angklung yang berlaraskan slendro dan kenong kempul musik kolotomik yang sudah lebih dahulu ada mengadopsi baik instrumen, vokal maupun tehnik permainannya dari karawitan Bali maupun Jawa. Hal ini juga terjadi pada karawitan Sunda (gamelan Degung), alat musik dari bambu yakni seruling.  Khususnya karawitan Jawa tidak tampak menonjol pengaruhnya dalam instrumen vokal dan tehnik permainannya, kecuali pada penyebutan alat musik dan syairnya.  
Kebudayaan barat dimasa penjajahan Belanda juga amat dirasakan
pengaruhnya pada karawitan Banyuwangi hal ini terbukti dengan adanya “biola” masuk dalam ansambelnya. Demikian pula pengaruh Cina yakni alat musik “triangel” atau disebut kluncing atau ining-inging.
Karawitan Banyuwangi yang berlaraskan slendro dengan alat yang terdiri dari: 2 demung, 2 slenthem, 4 saron, 2 peking, 2 kendang, kenong telok, kempul gong, 2 angklung, biola dan triangel itu pada umumnya berfungsi membantu penyajian lagu-lagu tradisional. Sedangkan sebagai pemangku tari hanya pada jenis tari kreasi baru
Yang bersumber dari tradisi. Sedangkan karawitan Sunda yang berlaraskan pelogterdiri dari: 1 saron penerus, 1 cempres (jw: peking), 1 set bonang, 1 set jengglong (jawa: kempul), 1 set kendang, 1 seruling, 1 rebab, 1 kecrek dan goong.  

2 komentar

Karawitan atau Gamelan Dalam Sebuah Abstrak

"ABSTRAK"
Karawitan atau Gamelan Dalam Sebuah Abstrak-Karawitan atau gamelan adalah penyebutan alat musik tradisonal yang lazim bagi masyarakat Jawa, Sunda dan Bali. Tidak seperti alat musik lainnya di Indonesia, ansambel karawitan atau gamelan berjumlah besar, bentuknya berupa bilah-bilah atau canang-canang dalam berbagai ukuran dengan atau tanpa dilengkapi sebuah wadah gema.
Sebagai perangkat alat musik tradisi sampai saat ini karawitan masih hidup dan berkembang dengan baik bersama lingkungan masyarakatnya baik di istana (klasik) maupun masyarakat (kerakyatan). Sudah barang tentu masing-masing berkembang menurut sikap, cara berpikir serta tindakan yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada, secara turun temurun, menurut tradisi adatnya. Demikian halnya dengan karawitan Banyuwangi dan Karawitan Sunda, sebagai ansambel musik rakyat yang khas di bagian ujung timur dan ujung barat dari pulau Jawa itu.

0 komentar

Pentas "Ngetnis Bali" HMJ Etnomusikologi ISI Jogja

Lantunan musik gamelan Bali memecah heningnya malam di gedung Jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pada hari minggu (25/12). Seperangkat gamelan Bali tertata rapi di depan gedung jurusan Etnomusikologi ISI.
Tari-tarian, musik serta perfomance art pada malam itu, disajikan oleh mahasiswa Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta serta dari Fakultas Seni Pertunjukan lainnya. Pertunjukkan etnis ini merupakan bagian program bulanan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Etnomusikologi yang dikoordinasi  secara swadaya oleh anggota serta rekan HMJ Etnomusikologi.
Pementasan salah satu tari dari Bali (Sekar Jagad), dalam acara "Ngetnis Bali" oleh mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, Minggu (25/12).
Dan kedua kalinya mengadakan pentas etnis setelah bulan sebelumnya, pada bulan November, mengadakan pentas etnis bertajuk  “Ngetnis Sunda”, kali ini HMJ Etnomusikologi mengusung tema Bali pada “Ngetnis Bali”. Berbeda dengan pentas etnis sebelumnya, yang menggunakan satu venue, pada “Ngetnis Bali” ada tiga venue yang digunakan.
Venue pertama di depan gedung jurusan Etnomusikologi, kedua di samping barat gedung dan ketiga di dalam gedung. Penonton digiring dari satu venue ke venue lainnya dengan iringan instrumen Bali, kendang, kajar, kemong dan klenang.
Yang istimewa dari pentas etnis kali ini adalah pertunjukkan dari Sanggar Sri Warisan Singapura. Mereka memberikan sajian berupa tari-tarian, musik serta tembang-tembang Melayu yang dipadukan dengan irama musik Bali yang merupakan hasil dari workshop mereka dari mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta selama lima hari.
Ini adalah workshop pertama kali yang diadakan oleh Jurusan Etnomusikologi ISI. Kolaborasi antara musik etnis Bali dengan Melayu Singapura menghasilkan irama yang unik dan energik. Tak ubahnya dengan Joged Bumbung yang juga disajikan secara kontemporer, sehingga menarik perhatian penonton di venue barat gedung.
Uniknya di acara ini Joged Bumbung para penarinya lain dari biasanya, yang biasanya dibawakan oleh para wanita, kali ini dibawakan oleh para lelaki. Para penonton digoda para penari untuk diajak berjoged dengannya.

0 komentar

Pengertian Gamelan | Gamelan Jawa | Alat Musik Gamelan

Pengertian Gamelan | Gamelan Jawa | Alat Musik Gamelan - Bagi masyarakat Jawa khususnya, gamelan bukanlah sesuatu yang asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, masyarakat paham dengan apa yang disebut gamelan atau seperangkat gamelan. Mereka telah mengenal istilah 'gamelan', 'karawitan', atau 'gangsa'. Namun barangkali rnasih banyak yang belum mengetahui bagaimana sejarah perkembangan gamelan itu sendiri, sejak kapan gamelan mulai ada di Jawa?.


Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Kesenian merupakan salah satu unsur budaya yang bersifat universal. Ini berarti bahwa setiap bangsa dipastikan memiliki kesenian, namun wujudnya berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Apabila antar bangsa terjadi kontak budaya maka keseniannya pun juga ikut berkontak sehingga dapat terjadi satu bangsa akan menyerap atau mengarn bila unsur seni dari bangsa lain disesuaikan dengan kondisi seternpat. Oleh karena itu sejak keberadaan gamelan sampai sekarang telah terjadi perubahan dan perkembangan, khususnya dalam kelengkapan ansambelnya.
Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling.

Komponen utama alat musik gamelan adalah : bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan

Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa “gamel” yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata benda. Sedangkan istilah gamelan mempunyai arti sebagai satu kesatuan alat musik yang dimainkan bersama.