0 komentar

Pentas "Ngetnis Bali" HMJ Etnomusikologi ISI Jogja

Lantunan musik gamelan Bali memecah heningnya malam di gedung Jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pada hari minggu (25/12). Seperangkat gamelan Bali tertata rapi di depan gedung jurusan Etnomusikologi ISI.
Tari-tarian, musik serta perfomance art pada malam itu, disajikan oleh mahasiswa Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta serta dari Fakultas Seni Pertunjukan lainnya. Pertunjukkan etnis ini merupakan bagian program bulanan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Etnomusikologi yang dikoordinasi  secara swadaya oleh anggota serta rekan HMJ Etnomusikologi.
Pementasan salah satu tari dari Bali (Sekar Jagad), dalam acara "Ngetnis Bali" oleh mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, Minggu (25/12).
Dan kedua kalinya mengadakan pentas etnis setelah bulan sebelumnya, pada bulan November, mengadakan pentas etnis bertajuk  “Ngetnis Sunda”, kali ini HMJ Etnomusikologi mengusung tema Bali pada “Ngetnis Bali”. Berbeda dengan pentas etnis sebelumnya, yang menggunakan satu venue, pada “Ngetnis Bali” ada tiga venue yang digunakan.
Venue pertama di depan gedung jurusan Etnomusikologi, kedua di samping barat gedung dan ketiga di dalam gedung. Penonton digiring dari satu venue ke venue lainnya dengan iringan instrumen Bali, kendang, kajar, kemong dan klenang.
Yang istimewa dari pentas etnis kali ini adalah pertunjukkan dari Sanggar Sri Warisan Singapura. Mereka memberikan sajian berupa tari-tarian, musik serta tembang-tembang Melayu yang dipadukan dengan irama musik Bali yang merupakan hasil dari workshop mereka dari mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta selama lima hari.
Ini adalah workshop pertama kali yang diadakan oleh Jurusan Etnomusikologi ISI. Kolaborasi antara musik etnis Bali dengan Melayu Singapura menghasilkan irama yang unik dan energik. Tak ubahnya dengan Joged Bumbung yang juga disajikan secara kontemporer, sehingga menarik perhatian penonton di venue barat gedung.
Uniknya di acara ini Joged Bumbung para penarinya lain dari biasanya, yang biasanya dibawakan oleh para wanita, kali ini dibawakan oleh para lelaki. Para penonton digoda para penari untuk diajak berjoged dengannya.

0 komentar

Pengertian Gamelan | Gamelan Jawa | Alat Musik Gamelan

Pengertian Gamelan | Gamelan Jawa | Alat Musik Gamelan - Bagi masyarakat Jawa khususnya, gamelan bukanlah sesuatu yang asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, masyarakat paham dengan apa yang disebut gamelan atau seperangkat gamelan. Mereka telah mengenal istilah 'gamelan', 'karawitan', atau 'gangsa'. Namun barangkali rnasih banyak yang belum mengetahui bagaimana sejarah perkembangan gamelan itu sendiri, sejak kapan gamelan mulai ada di Jawa?.


Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Kesenian merupakan salah satu unsur budaya yang bersifat universal. Ini berarti bahwa setiap bangsa dipastikan memiliki kesenian, namun wujudnya berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Apabila antar bangsa terjadi kontak budaya maka keseniannya pun juga ikut berkontak sehingga dapat terjadi satu bangsa akan menyerap atau mengarn bila unsur seni dari bangsa lain disesuaikan dengan kondisi seternpat. Oleh karena itu sejak keberadaan gamelan sampai sekarang telah terjadi perubahan dan perkembangan, khususnya dalam kelengkapan ansambelnya.
Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling.

Komponen utama alat musik gamelan adalah : bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan

Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa “gamel” yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata benda. Sedangkan istilah gamelan mempunyai arti sebagai satu kesatuan alat musik yang dimainkan bersama.